Minggu, 24 Mei 2009

Pada Hari Minggu

Kemarin pada hari Minggu kuturut Ayah ke kota. Nggak ding. Hari Minggu kemarin ada kejadian yang benar2x menyentuh hatiku. Aku cuma berdua dengan anakku di rumah. Tiba-tiba ada yang membunyikan bel. Kulihat seorang ibu dengan umur kurang lebih 30-40an tahun menggendong anaknya. Aku pun membukakan pintu dengan prasangka bahwa ini adalah salah satu dari peminta2x.

“Mbak...saya boleh menyapukan halaman dengtan imbalan beras?” tanya ibu itu dengan bahasa jawa. Aku menggeleng.

“Nggak bu”, jawabku tersenyum.

“Mbak...saya mohon. Biar saya sapukan halamannya, mbak bayarnya dengan beras saja. Supaya saya bisa makan”, pintanya lagi. Hati ini entah kenapa terasa nyeri dan sakit sekali. Apalagi kulihat anaknya yang digendong sedang menyusu. Mungkin anaknya seumuran anakku.

“Nggak bu”, tolakku lagi. Tapi saat dia mau pergi, aku memintanya menunggu. Aku mengambilkan uang dan kuberikan padanya. Buru-buru dia menolaknya sambil mundur.

“Nggak mbak. Saya bukan peminta-minta. Kalau boleh saya mau menyapukan halaman dengan imbalan beras”, tolaknya. Aku menggeleng. Lalu dia pun pergi.

Sepeninggal ibu itu, hatiku semakin merasa sedih. Entah kenapa, nyeri sekali hati ini. Apalagi saat melihat anaknya menyusu, aku bertanya2x apakah ibu dan anak itu sempat sarapan atau tidak. Padahal menurut pengalamanku yang pernah menyusui, jadi orang menyusui itu bawaannya lapaaaaarrrr bgt. Bangun tidur rasanya bisa nyaplok orang saking kelaparannya. Semakin perih hati ini karena kecewa dengan diriku sendiri. Kenapa aku tidak menolong ibu barusan?! Kenapa aku membiarkan ibu tadi begitu saja. Aku merasa buruk sekali. Ternyata hanya segini saja rasa kemanusiannku.

Bebrapa saat kemudian, Ibuku pulang. Aku menceritakan kejadian barusan kepada Ibuku. Beliau menyuruhku untuk mengejar si ibu dan anak barusan. Setelah menimbang beberapa saat lamanya, akhirnya kuputuskan utk mencari si ibu dan anak tersebut. Aku berkeliling2x kampung, menyusuri setiap gang sambil berdoa semoga bisa bertemu si ibu dan anak barusan. Saat aku sudah putus asa dan memutuskan utk pulang, Allah SWT berkehendak lain. Allah SWT mempertemukanku kembali dg si ibu dan anak tsb. Saat kubonceng utk kubawa pulang, si ibu tadi mengatakan bahwa dia diberi minum oleh salah seorang tetanggaku.

“Mbak, saya tidak berniat mencuri ataupun niat jahat lainnya. Saya benar2x ingin bekerja utk mencari sesuap nasi”, kata ibu itu mencoba meyakinkanku.

Alhamdulillah Ya Allah, Engkau telah memberi kesempatan padaku supaya aku tidak mati penasaran dan kecewa krn tidak berbuat apa pun.

Apa yang telah dialami oleh ibu itu....aku tidak tahu. Dilihat dari penampilannya dan anaknya yang memprihatinkan sekali, aku bahkan tak ingin membayangkannya. Saat kutanya rumahnya, dia menjawab dari Juwiring, Klaten. Astaga...jauh sekali. Entah dia naik apa utk datang dan pulang nanti. Semoga Allah SWT memberikan rizki yang halal dan melimpah utk ibu itu. Saat melihat anakku minum susu botol, ibu itu berkata bahwa anaknya masih menyusu walaupun sdh berumur 2,5th. Dalam hati aku berpikir, mungkin karena tidak punya uang untuk membelikan susu maka anaknya masih menyusu. Padahal jika ibunya tidak makan, entah air susunya keluar atau tidak. Hatiku kembali terasa nyeri dan perih saat memikirkan ini. Anaknya laki-laki dan ternyata berumur 2,5 tahun. Meski berumur 2,5 tahun tapi fisiknya tak berbeda dg anakku yg berumur 16 bln. Padahal anakku juga termasuk anak yang tdk terlalu gemuk. Mungkin anak si ibu tadi kurang gizi, apalagi melihat rambutnya yang berwarna pirang. Semoga si anak ini kelak bisa membahagiakan dan menyejahterakan ibunya. Jangan nakal ya nak, kasihan ibumu.

Ya Allah, betapa tidak bersyukurnya diriku atas semua yang telah kumiliki dalam hidup ini. Maafkanlah hambaMu ini jika hambaMu ini kurang pandai bersyukur terhadap semua berkah, nikmat dan karunia yang Allah SWT berikan.

Alhamdulillah hirobbil ‘alamin atas semua nikmat, berkah dan cobaan yang Allah SWT berikan dalam hidupku ini. Alhamdulillah hirobbil ‘alamin atas semua nikmat dan berkah baik itu yang sudah kusadari maupun yang belum kusadari dalam hidupku Ya Allah. Jadikanlah aku dan keluargaku sebagai hamba-hambaMu yang pandai mensyukuri nikmatMu Ya Allah. Amin. Amin allahumma amin.

1 komentar:

anna fardiana mengatakan...

untungnya kamu masih sempat ketemu lagi ma ibu itu dew..
coba nggak, bakalan penasaran dan merasa bersalah banget tuh kamu...

dengan melihat ibu dan anak itu, tentunya kita jadi bisa lebih bersyukur, sesulit keadaan yang pernah kita alami, ternyata gak seberapanya dari beban hidup si ibu itu.