Senin, 12 Oktober 2009

Another Sad Story

Satu lagi berita sedih. Hari Sabtu tanggal 10 Oktober 2009 kemarin Kakekku -dari pihak Ibu- meninggal dunia di usia 85 tahun. Beliau memang sudah sakit beberapa tahun terakhir dan kondisi beliau memburuk dalam sebulan terakhir ini. Jadi kepergian Kakekku memang sudah yang terbaik untuk beliau. Beliau sudah cukup menderita dalam sakitnya. Jadinya kami sangat mengikhlaskan kepergian beliau insyaallah Lillahi Ta'alla.

Semoga ALLAH SWT mengampuni semua dosa-dosa Kakekku dan menerima semua amalan beliau. Amin allahumma amin.

Rabu, 07 Oktober 2009

Hmmm....

Hmmmm, d lama bgt ga posting ke blog-ku ini. Banyak sudah yang terjadi. Tapi lom sempat kutuangkan ke dalam tulisan. Bukan apa-apa, tapi karena sepertinya waktu berjalan sangat cepat dan seolah-olah waktu 24 jam dalam sehari pun terasa kurang. Penginnya nulis saat malam klo Momochan d tidur pulas. Tp stl Momochan tidur pulas, kadang malah keasyikan baca buku ato keasikan nonton tv ato d kelewat ngantuk dan capek berat yang akhirnya keburu ngorok bahkan sebelum menyentuh bantal.

Banyak sekali cerita dan uneg-uneg yang ingin kutuangkan ke dalam tulisan.....tapi saking banyaknya ga tau harus memulai dari mana dulu. Maklum manajemen waktu-ku buruk bgt. Entah kapan aku bisa membenahi manajemen waktu-ku dan disiplin dlm menjalankannya.

Mungkin sekedar recap utk jaga2x kalau aku lupa urutan peristiwa yg harus kutulis, maka kutulis dulu urutan kejadiannya;
1. Tanggal 8 April 2009 : Nenekku dari pihak Bapak meninggal dunia

2. Tanggal 19 April 2009 : Adik iparku sekaligus teman baikku menikah

3. Tanggal 27 Mei 2009 : Bapak Mertuaku meninggal dunia

4. Tanggal 7 Juni 2009 : HUT Pemkot Yk upacara menggunakan pakaian Jawa

5. Tanggal 18 - 23 September 2009 : mudik Lebaran ke Jakarta
(sorry, fotonya lom di upload dr kamera)

6. Tanggal 7 Oktober 2009 : HUT Kota Yogya ke 253 another upacara menggunakan pakaian Jawa
(sorry, fotonya lom di upload dr kamera)

Minggu, 24 Mei 2009

Pada Hari Minggu

Kemarin pada hari Minggu kuturut Ayah ke kota. Nggak ding. Hari Minggu kemarin ada kejadian yang benar2x menyentuh hatiku. Aku cuma berdua dengan anakku di rumah. Tiba-tiba ada yang membunyikan bel. Kulihat seorang ibu dengan umur kurang lebih 30-40an tahun menggendong anaknya. Aku pun membukakan pintu dengan prasangka bahwa ini adalah salah satu dari peminta2x.

“Mbak...saya boleh menyapukan halaman dengtan imbalan beras?” tanya ibu itu dengan bahasa jawa. Aku menggeleng.

“Nggak bu”, jawabku tersenyum.

“Mbak...saya mohon. Biar saya sapukan halamannya, mbak bayarnya dengan beras saja. Supaya saya bisa makan”, pintanya lagi. Hati ini entah kenapa terasa nyeri dan sakit sekali. Apalagi kulihat anaknya yang digendong sedang menyusu. Mungkin anaknya seumuran anakku.

“Nggak bu”, tolakku lagi. Tapi saat dia mau pergi, aku memintanya menunggu. Aku mengambilkan uang dan kuberikan padanya. Buru-buru dia menolaknya sambil mundur.

“Nggak mbak. Saya bukan peminta-minta. Kalau boleh saya mau menyapukan halaman dengan imbalan beras”, tolaknya. Aku menggeleng. Lalu dia pun pergi.

Sepeninggal ibu itu, hatiku semakin merasa sedih. Entah kenapa, nyeri sekali hati ini. Apalagi saat melihat anaknya menyusu, aku bertanya2x apakah ibu dan anak itu sempat sarapan atau tidak. Padahal menurut pengalamanku yang pernah menyusui, jadi orang menyusui itu bawaannya lapaaaaarrrr bgt. Bangun tidur rasanya bisa nyaplok orang saking kelaparannya. Semakin perih hati ini karena kecewa dengan diriku sendiri. Kenapa aku tidak menolong ibu barusan?! Kenapa aku membiarkan ibu tadi begitu saja. Aku merasa buruk sekali. Ternyata hanya segini saja rasa kemanusiannku.

Bebrapa saat kemudian, Ibuku pulang. Aku menceritakan kejadian barusan kepada Ibuku. Beliau menyuruhku untuk mengejar si ibu dan anak barusan. Setelah menimbang beberapa saat lamanya, akhirnya kuputuskan utk mencari si ibu dan anak tersebut. Aku berkeliling2x kampung, menyusuri setiap gang sambil berdoa semoga bisa bertemu si ibu dan anak barusan. Saat aku sudah putus asa dan memutuskan utk pulang, Allah SWT berkehendak lain. Allah SWT mempertemukanku kembali dg si ibu dan anak tsb. Saat kubonceng utk kubawa pulang, si ibu tadi mengatakan bahwa dia diberi minum oleh salah seorang tetanggaku.

“Mbak, saya tidak berniat mencuri ataupun niat jahat lainnya. Saya benar2x ingin bekerja utk mencari sesuap nasi”, kata ibu itu mencoba meyakinkanku.

Alhamdulillah Ya Allah, Engkau telah memberi kesempatan padaku supaya aku tidak mati penasaran dan kecewa krn tidak berbuat apa pun.

Apa yang telah dialami oleh ibu itu....aku tidak tahu. Dilihat dari penampilannya dan anaknya yang memprihatinkan sekali, aku bahkan tak ingin membayangkannya. Saat kutanya rumahnya, dia menjawab dari Juwiring, Klaten. Astaga...jauh sekali. Entah dia naik apa utk datang dan pulang nanti. Semoga Allah SWT memberikan rizki yang halal dan melimpah utk ibu itu. Saat melihat anakku minum susu botol, ibu itu berkata bahwa anaknya masih menyusu walaupun sdh berumur 2,5th. Dalam hati aku berpikir, mungkin karena tidak punya uang untuk membelikan susu maka anaknya masih menyusu. Padahal jika ibunya tidak makan, entah air susunya keluar atau tidak. Hatiku kembali terasa nyeri dan perih saat memikirkan ini. Anaknya laki-laki dan ternyata berumur 2,5 tahun. Meski berumur 2,5 tahun tapi fisiknya tak berbeda dg anakku yg berumur 16 bln. Padahal anakku juga termasuk anak yang tdk terlalu gemuk. Mungkin anak si ibu tadi kurang gizi, apalagi melihat rambutnya yang berwarna pirang. Semoga si anak ini kelak bisa membahagiakan dan menyejahterakan ibunya. Jangan nakal ya nak, kasihan ibumu.

Ya Allah, betapa tidak bersyukurnya diriku atas semua yang telah kumiliki dalam hidup ini. Maafkanlah hambaMu ini jika hambaMu ini kurang pandai bersyukur terhadap semua berkah, nikmat dan karunia yang Allah SWT berikan.

Alhamdulillah hirobbil ‘alamin atas semua nikmat, berkah dan cobaan yang Allah SWT berikan dalam hidupku ini. Alhamdulillah hirobbil ‘alamin atas semua nikmat dan berkah baik itu yang sudah kusadari maupun yang belum kusadari dalam hidupku Ya Allah. Jadikanlah aku dan keluargaku sebagai hamba-hambaMu yang pandai mensyukuri nikmatMu Ya Allah. Amin. Amin allahumma amin.

Kamis, 21 Mei 2009

Colourcloud Palace

Kau selalu berjiwa bebas

Mimpi seperti apa yang kau kejar

Sendirian melawan sepi

Menahan jatuhnya air mata

Tak apa-apa menjadi sendirian

Bagi kita berdua

Meskipun masih ada jalan panjang

Aku masih menyukai jalan panjang itu

Satu-satunya yang aku sukai

Adalah saat aku memikirkanmu

Di musim yang berwarna ini

Akan kukirimkan perasaanku padamu

Selasa, 28 April 2009

Momochan Sakit


Mulai tanggal 12 April 2009 Momochan sakit. Panas, batuk dan pilek. Periksa pertama ma dokter Rina di Happyland. Ga mendingan. Hari Minggu sore tanggal 19 April 2009 pijet ke dukun bayi langganan. Masih belum ada perkembangan. Tanggal 20 April 2009 dini hari ke Panti Rapih karena demam tinggi. Senin sore tanggal 20 April 2009 ke dokter Muromi untuk minta pengantar cek lab ke Hi Lab. Hasilnya semua normal. DB negatif, Typhus jg negatif. Tanggal 21, 23, 24 dan 25 April 2009 terapi ke pengobatan alternatif. 
Benar-benar 2minggu terpanjang, terlama, tersibuk dan tersedih dalam hidupku. Bahkan selama dua minggu itu Momochan nyaris tidak tertaawa sama sekali. Boro-boro tertaawa, tersenyum pun nyaris tidak pernah.

Ini foto Momochan beberapa hari sebelum sakit
(Gemuk, ginuk-ginuk dan ceria)



Dan ini foto Momochan saat sakit
(Momochan jadi lebih kurus dan tirus. :(
Hehehe...agak gelap nih fotonya)






Sembuh ya Nak. Mugo-mugo wis ilang kabeh sarap sawane. Teguh Kukuh Waras Trengginas.
Semoga Allah SWT selalu menjaga dan melindungiku buah hatiku Adrianadya Andiningrum tercinta. Amin.



My hunny luvy huby....

I'll stand by you

Oh, why you look so sad? 
Tears are in your eyes
Come on and come to me now
Dont be ashamed to cry
Let me see you through
cause Ive seen the dark side too
When the night falls on you
You dont know what to do
Nothing you confess
Could make me love you less

Ill stand by you
Ill stand by you
Wont let nobody hurt you
Ill stand by you

So if youre mad, get mad
Dont hold it all inside
Come on and talk to me now
Hey, what you got to hide? 
I get angry too
Well Im a lot like you
When youre standing at the crossroads
And dont know which path to choose
Let me come along
cause even if youre wrong

Ill stand by you
Ill stand by you
Wont let nobody hurt you
Ill stand by you
Take me in, into your darkest hour
And Ill never desert you
Ill stand by you

And when...
When the night falls on you, baby
Youre feeling all alone
You wont be on your own

Ill stand by you
Ill stand by you
Wont let nobody hurt you

I just don’t get it.


Bagaimana mungkin aku mengalami terjebak dalam situasi yang sangat tidak menyenangkan untuk kesekian kalinya. (Why I never learn my lesson?! But it’s not entirely my fault.)

You know what?! I hate my self.

I am self motivated and always strive to do the best in whatever task I undertake.”

Itu dulu kalimat yg selalu kutulis dalam my application letter. But now what. Stl terjun langsung dalam dunia kerja....aku bahkan harus jadi munafik. Seharusnya aku selalu bersedia dan mampu menjalankan setiap tugas yang diberikan kepadaku. Tapi apa yg terjadi....aku harus menolak beberapa pekerjaan yang diberikan kepadaku. Brengsek! Aku tahu benar bahwa aku mampu. Tapi aku harus menolaknya.

I’ve changed. Aku telah berubah. Tidak hanya sebagai seorang individu dan seorang anak. Aku juga seorang istri. Aku juga seorang ibu. Bahkan aku juga seorang menantu. Hidupku tidak bisa sebebas dulu lagi. I’m not that independent anymore. Setiap keputusan yang kubuat harus kupikirkan dengan baik. Sebisa mungkin keputusan yang kuambil memuaskan kelima pihak tadi. That’s why I hate being addult. Orang dewasa itu menyebalkan. Munafik, tidak bisa berkata jujur, banyak janji yang tidak ditepati, muka dan mulut manis tapi hati busuk, pintar bersandiwara. Dan sekarang aku telah berubah menjadi orang deewasa. Orang yang sangat kubenci.

Jika ada yang bertanya apakah aku menyesal dengan keputusan yang telah kubuat. Jawabannya adalah tidak. Aku telah mengambil keputusan. Dan aku bukan tipe orang pengecut yang tidak berani mengakui dan bertanggung jawab dengan keputusan yang telah kuambil. Segala konsekuensi yang muncul akibat setiap keputusan yang kubuat, insyaallah aku siap menerimanya. Meski terkadang sangat berat dan sulit. Tapi keputusan sudah dibuat, jadi aku harus menerima segala konsekuensinya.

Untuk orang-orang yang memanfaatkan keadaan dengan memancing di air keruh, lempar batu sembunyi tangan, menghakimiku, mencibir dan mencoba memanfaatkan situasi demi kepentingan pribadinya, oh betapa aku ingin membenci mereka. Dan mengutuk mereka semoga mereka membusuk di neraka jahanam segalanya. Tapi semua itu hanya akan merugikanku. Membuatku hanya dipenuhi dengan dendam dan kemarahan. I’m not that kind of person anymore. Lagipula siapa aku jika aku berhak menghakimi mereka. Mungkin mereka juga punya masalahnya sendiri-sendiri. Kalau aku menghakimi mereka itu menjadikanku tidak ada bedanya dengan mereka. Aku belum tentu lebih baik dari mereka dan begitupun sebaliknya, mereka juga belum tentu lebih baik dari aku. Kita semua adalah makhluk Allah SWT. Ada Allah SWT yang Maha Mengetahui, Maha Berkuasa dan Maha Adil. Jika aku berbuat kesalahan, sudah ada Allah SWT yang akan memberikan hukuman yang setimpal padaku. Dan jika aku berbuat kebaikan, sudah tentu pula Allah SWT akan membalas kebaikanku tersebut. Dan itu juga berlaku pada setiap makhluk ciptaan Allah SWT. 

Jumat, 03 April 2009

Sebel...dongkol...kesel...jengkel...marah.

Sebel...dongkol...kesel...jengkel...marah.

Itu adalah perasaan dominan yang aku rasakan satu minggu terakhir ini. Dua dari tiga penyebab utamanya adalah masalah di kantor.

Yang pertama karena tugas yang semakin banyak dan seolah nggak selesai-selesai. Tapi itu tugas yang semakin banyak menumpuk dan nggak selesai-selesai itu sedikit banyak karena ulahku sendiri yang selalu menunda-nunda pekerjaan. Yup, manajemen waktuku jelek sekali. Meskipun aku sudah sadar sejak setahun terakhir bahwa manajemen waktuku kian memburuk hari demi hari, tapi entah mengapa aku masih malas untuk memperbaikinya. Aku masih senang menunda-nunda pekerjaan, mengulur-ulur waktu seakan persediaan waktuku sangat banyak. Kenyataannya adalah hari demi hari berlalu begitu cepatnya tanpa terasansehingga terkadang segala sesuatunya menjadi terlambat dan tidak bisa memenuhi tenggat waktu. Alangkah meruginya diriku. Resolusi tahun baruku kemarin salah satunya adalah memperbaiki manajemen waktuku. Tapi sekarang sudah tanggal 3 April 2009 dan manajemen waktuku kian memburuk. Masyaallah. Astagfirullah hal ‘adzim. Ampunilah hamba-Mu ini Ya Allah.

Penyebab yang kedua adalah aku muak melihat ketidakadilan yang terjadi di depan mataku. Ini ada hubungannya dengan cerita “Maling di Kantor” postingan Mbak Anna http://annafardiana.blogspot.com (kebetulan Mbak Anna adalah temen satu kantorku hanya beda bagian). Nah ceritanya, si maling ini atau yang disamarkan Mbak Anna dengan nama “Lina” adalah temen satu kantor, satu bagian dan bahkan satu ruangan denganku. Bisa dibilang aku tahu banyak kejadian permalingan yang terjadi di kantorku maupun di luar kantorku yang melibatkan si Lina ini. Sebenarnya bukan hanya aku saja yang tahu. Teman satu ruanganku bahkan satu bagianku juga tahu sepak terjang di Lina ini. Beberapa diantaranya bahkan pernah menyaksikan langsung si Lina melakukan aksi malingnya. Dengan kejadian tertangkap basahnya Lina mencuri handphone dan uang temen sekantornya, aku mengharap adanya sanksi dan hukuman yang setimpal untuk Lina. Bukan apa-apa, tapi muak aja melihat dia begitu mudah lolos lalu setelah itu pasang tampang polos dan senyum manis. Namun apa yang terjadi saudara-saudara..... Lina tidak dikenai sanksi dan hukuman apapun. Dia hanya sempat tidak masuk kerja selama 3hari dan akhirnya muncul untuk meminta maaf kepada teman yang dia curi handphone dan uangnya. Lalu keesokan harinya Lina sudah kembali aktif masuk bekerja seperti biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Hebat sekali! Itu semua karena Lina masih mempunya hubungan saudara dengan salah satu pejabat di Kantorku. Huek cuh! Sumpah, aku muak sekali! Jadi hanya segitu aja harga ganjaran yang diterima Lina karena mencuri handphone dan uang temannya? Lalu bagaimana dengan pencurian-pencurian sebelumnya? Memang sih harganya tidak seberapa, tapi itu kan mencuri?! Mengambil barang orang lain tanpa seijin yang punya dan bahkan mengakibatkan kerugian kepada pemiliknya adalah tindakan kriminal kan? Apalagi satus Lina itu hanya pegawai tidak tetap, itupun bisa didapatkannya lagi-lagi karena masih punya hubungan saudara dengan slah satu pejabat di kantorku. Apa-apaan itu? Di mana letak keadilan?! Apa aku yang terlalu bodoh sehingga belum melihat bahwa keadilan telah ditegakkan?! Apakah tidak ada seseorang yang akan berkata “Dengan Kekuatan Bulan, akan menghukummu!” (Emang Sailormoon?!). Entahlah, yang jelas AKU MUAK SEKALI!!!!!!!!!!!!!

Bismillahirrohmanirrohim

Ya ALLAH, berikanlah aku kekuatan untuk merubah apa yang bisa aku ubah.

Ya ALLAH, berikanlah aku keikhlasan untuk menerima apa yang tidak bisa aku ubah.

Ya ALLAH, berikanlah aku kebijaksanaan untuk bisa mengerti mana yang bisa aku ubah dan mana yang tidak bisa aku ubah.

Amin allahumma amin.

Minggu, 22 Maret 2009

Bincho-Tan


Beberapa hari yang lalu aku nonton pilem kartun kesukaanku. Wuikikikiki..... Udah tuwir tapi kesukaan tetep aja pilem kartun. Hidup pilem kartun! Pilem kartun foreva! Brau kali ini nonton pilem kartun ini. Judulnya Bincho-Tan. Aku ga ngerti apa artinya itu. Kalo ga salah tangkep sih, itu nama tokoh utama pilem kartunnya.

Jam tayangnya jam 6 sore (kalo ga salah). Waduh....rupanya ingatanku parah bgt nih. Trus waktu itu Momochan-ku tercinta udah tidur karena kecapekan main seharian. Jadi aku nonton tipi tanpa suara karena takut membuat Momochan bangun. Kenapa ga nonton tipi di tempat lain?! Karena Momochan klo ga ditungguin tidurnya, ntar pasti bangun2x dan nangis ga karuan. Jadi serba salah ya?! Wuekekekeke.

Jadi si Bincho-Tan ini makhluk yg ga jelas bgt. Klo dibilang manusia...kayaknya kok nggak karena bentuknya kecil bgt. Klo dibilang balita...nggak juga karena dia kerja serabutan sbg pembantu rumah tangga. Klo dibilang peri...tapi masa peri kok jadi pembantunya manusia. Si Bincho-Tan ini juga makan nasi dan minum spt layaknya manusia.

Jadi gini. Di salah satu ceritanya...si Bincho-Tan itu pulang kerja dari bersih2x di rumah seorang manusia. Dia diberi semacam beras dan tentu saja uang. Dalam perjalanannya pulang kerja...dia mampir di sebuah toko pernak2x lucu gitu. Dia pengin beli boneka dengan salah satu karakter kartun (ya semacam hello kitty, doraemon, dsb). Lalu dia melihat celana dalam dengan gambar karakter kartun favoritnya tadi. Dia langsung keping bgt alias kepingin bgtz. Tapi langsung mengurungkan niatnya untuk membeli celana dalam itu karena harganya yg terlalu mahal.

Di salah satu sudut toko itu, ada sale celana dalam dengan berbagai gambar karakter kartun lainnya. Sale satu harga dapet tiga buah kayaknya. (Maklum karena ga ngerti tulisan Jepang dan volume tipinya juga ku mute. Jadi aku Cuma meraba-raba jalan ceritanya murni lewat gambar doang). Akhirnya si Bincho-Tan membeli celana dalam dengan gambar kartun kodok yg lumayan lucu.

Malam harinya...si Bincho-Tan mimpi....beras yang dia dapat dari hasil bekerja keras se-siangan tumpah. Dia sedih banget dan nangis. Tiba-tiba ada kodok besar bgt segede gaban yg persis seperti di celana dalamnya. Kodok itu memuntahkan satu karung beras. Bincho-Tan pun jadi seneng. Lama kelamaan si  kodok semakin banyak memuntahkan karung beras. Karung-karung beras itu pun menumpuk, menumpuk dan menumpuk jadi segunung. Lalu muncul kodok2x lain yang sama dengan karakter di celana dalamnya dengan ukuran yang lebih kecil seukuran Bincho-Tan. Bincho-Tan pun seneng walo lama kelamaan jadi parno saking banyaknya kodok.

Yah...itulah cerita ga pentingku tentang Bincho-Tan dan keanehanku karena nonton tipi tanpa suara sehingga harus nebak-nebak jalan ceritanya. Wuikikikiki.

Ini hasil googling-ku utk Bincho-Tan

Alternative title:

びんちょうタン (Japanese)

備長炭 (Chinese (Taiwan))

Genres: comedy, slice of life

Age rating: All Ages (Nothing objectionable)

Plot Summary: This is a story about a little girl who lives in an old house in the mountains. Her name is Bincho-tan. Each episode depicts a day in the life of Bincho-tan as she prepares her breakfast in the morning, goes to the forest to gather vegetables, does her household chores and rests at night after a day's work. She is surrounded by a group of close friends who adds color to her ordinary yet simple life.


Senin, 16 Maret 2009

Dokter apa Dukun?!

Sebelumnya aku mau minta maaf jika tulisanku ini nanti menyinggung beberapa pihak. Ini adalah murni curahan hatiku, uneg-unegku. Jika nantinya ada beberapa pihak yang tersinggung...itu di luar kuasaku.

Untuk meminimalisir dampak tersinggung ini, aku akan menyamarkan pelaku-pelakunya. Cie...seperti berita kriminal ajah. Meski sebenarnya tampak jelas siapa pelaku-pelakunya. Wuekekeke.

Ceritanya si Bapak Mertua sakit menahun dan parah. Beberapa bulan terakhir ini sakitnya lebih parah lagi. Beberapa hari kemarin, si Bude meminta Si adik ipar untuk mencarikan dokter spesialis untuk mengobati Bapak Mertua.

Dengan patuhnya, Si adik ipar mencari informasi lengkap mengenai dokter spesialis yg terbaik di kota Ngayogyakarta Hadiningrat ini. Informasi pun di dapat dari temannya si Dokter Genit. Dengan bahagia karena telah mendapatkan informasi lengkap mengenai dokter spesialis, Si adik ipar menceritakan kepada Suaminya Tercinta. Suami Tercintanya pun senang mendengar berita ini. Dan berencana, bahwa sore harinya mereka akan membawa Bapak Mertua untuk periksa.

Tiba-tiba....siang harinya si Bude menelepon. Dia mengatakan bahwa dia telah memeriksakan Bapak Mertua di Depok, Jawa Barat. Katanya Si Bude, ada dokter di sana yang bisa tahu penyakit hanya dengan melihat foto si pasien.

(What?! Are you kidding?! Get out of here?! Aje gile!!!!! Itu dokter apa dukun?! Klo dukun sekalian aja, aku malah percaya. Karena profesinya emang dukun. Tapi klo dokter merangkap dukun?! Amit-amit?! Hareee Genee....! Kenapa ga sekalian aja periksakan ke Ponari aja?! Karuan tuh).

Oke...cukup ngedumelnya. Kita teruskan lagi ceritanya. Trus si Bude nge-faks-kan sebuah resep untuk ditebus di Yogya. Yang tidak dimengerti Si adik ipar adalah petunjuk minum obatnya. Dalam sehari, tuh obat diminum 2 kali pagi dan sore. Juga ada perintah untuk minum soda, sehari 4kali. Jadi sekali minum 5 sendok makan soda. Dua (2) jam sesudah minum soda baru boleh minum obat yang diberikan.

(Sekali lagi Si adik ipar kagak ngerti. Emang mungkin karena Si adik ipar yang tulalit, bodoh dan ga pernah kuliah di kedokteran. Tapi...si Bapak Mertua ini kan yang dikeluhkan akhir-akhir ini adalah perutnya alias ada masalah pencernaan yang gawat darurat. Makan aja pake bubur. Sering muntah2x dan buang air besar ga jelas gitu pula. Makan dan minumnya dijaga banget. Nah...lalu kenapa disuruh minum soda?! Bukannya soda itu keras buat perut?! Pokoknya Si adik ipar ga ngerti banget deh ma ni dokter?! Si adik ipar completely lost!!!)

Tapi setelah minum soda yang pertama kali....Si Bapak mertua jadi mencret. Dan setelah itu soda ga diminum lagi.

Yah......mungkin Si adik ipar terlalu berprasangka tentang dokter yang bisa menerawang itu. Dan Si adik ipar kan cuma orang awam yang ga tahu menahu soal kedokteran dan obat2xan. Bisa jadi soda itu memang salah satu terapi yang bertujuan untuk mencuci perut sehingga perutnya bersih dari segala macam penyakit dan kotoran2x ga jelas.

Ya semoga saja obat ini cocok dan menyembuhkan Si Bapak Mertua. 

Jumat, 27 Februari 2009

Waktu

Sepertinya baru kemarin hari sabtu.....tiba-tiba hari ini sudah hari sabtu lagi. Begitu cepat waktu berlalu.

Tiba-tiba aja aku pacaran. Tiba-tiba aja aku menikah. Tiba-tiba aja aku hamil. Tiba-tiba aja aku melahirkan. Tiba-tiba aja anakku bisa merangkak. Tiba-tiba aja anakku d bisa jalan. Tiba-tiba aja anakku d bisa lari.

Subhanallah. Betapa besar dan betapa banyak nikmat yang telah Allah SWT berikan kepadaku. Saking banyaknya nikmat yang Allah SWT berikan padaku....sampai-sampai aku tak bisa menghitung dan mengingatnya satu per satu. Allahu Akbar. Semoga Allah SWT menjadikan aku sebagai makhluk-Nya yang pandai mensyukuri nikmat. Amin allahumma amin.

 

Time..... look where we are and what we've been through
Time..... sharing our dreams
Time..... goes on and on everyday
Time is what it is
Come what may

(“Time” by BSB)

"Noda, siapa takut?!"

Pagi-pagi mo berangkat ke kantor....

Liat Momochan lari-lari di halaman sambil bawa sapu kecil sok mau nyapu halaman. Begitu melihat aku mo nangkring di atas sepeda motor.... langsung d teriak sambil lari ngibrit ke arahku.

“Emoh...emoh...emoh!” teriak Momochan. Maksudnya dia tidak memperbolehkan aku pergi.

Waduh...celana panjang Momochan kuotor bgt. Sepertinya dia habis jatuh di halaman. Otomatis tanah yg basah akibat hujan semalam nemplok semua di celana Momochan.

“Whua...whua...!” teriak Momochan nangis karena aku menolak untuk menggendongnya. Ya gimana mo gendong?! Aku d rapi jali mo brkt ke kantor, masa mo kena kotor tanah yg ada di celana Momochan.

Mau tak mau aku pun menggendong dan memeluk Momochan yang mule nangis sambil teriak2x dg menampilkan wajah imut tak berdosanya. Dan “eng ing eng!” otomatis semua kotoran yang nempel di baju Momochan juga ikut nempel di bajuku.

Karena ga ada waktu buat ganti baju....maka aku pun pergi ke kantor dg baju belepotan tanah.

“Mommy Luv Ya Momochan! Mmuah mmmuah!”

Koenangkoenang

Koenang-koenang....

 

Nama ini mengsinspirasiku. Pertama kali menyentuh hatiku saat membaca penggalan cerpen "Sejuta kunang-kunang di Manhattan" di buku pelajaran Bahasa Indonesia. Tapi aku lupa...apakah buku pelajaran Bahasa Indonesia utk SMP ato SMA.

 

Kedua kalinya sekitar setahun yang lalu saat aku sedang hamil. Yang kurasakan cuma mual, muneg-muneg, muntah, dsb. Tiba-tiba saat melewati area persawahan (maklum tinggal di desa)...subhanallah! Aku melihat banyak kunang-kunang berkedap-kedip  tersebar merata di area persawahan. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Perasaanku yang down krn evening sick jadi hilang melihat pemandangan tersebut.

 

Saat itu bahkan ada rencana untuk menamakan anakku "kunang-kunang". Tapi ga dapat ijin dari suami. Jadi batal deh.

 

Just wondering....apa yang dilakukan kunang-kunang kalo siang hari ya? Apa mereka tidur ato tetep berkedap-kedip juga?